☼↓☼

"Welcome to my blog, enjoy your reading :D"
Sabtu, 10 Mei 2014

ISLAH BERDARAH. Kata itu yang mungkin kami alami saat ini. Berangkat dengan niat baik, mengekalkan hasil islah antara kami, the Jakmania dan Viking, respon negatif yang kami dapatkan. Belasan anggota kami dihajar membabi buta oleh oknum aparat kepolisian. Bahkan ada anggota Jakmania yang tertembak.
Kejadian di Km 66 tol
Cikampek bagi kami bukanlah bentrok, namun tindak kekerasan terhadap the Jakmania. Korban berjatuhan dan 14 bis yang kami sewa kaca-kacanya pecah.
Kami menduga, pihak kepolisian tidak netral. Yang tadinya akan mengawal, berbalik "membantai" anggota the Jakmania yang berniat baik melanjutkan proses islah ke Bandung. Atau bahkan bisa dikatakan pihak kepolisian seperti tidak jujur memberikan informasi terkait kejadian di Km 66 tol Cikampek.
Fakta tsb tergambar ketika Kapolda Jabar Irjen Pol M. Iriawan mengeluarkan statement usai pertandingan Persib vs Persija di Stadion Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, bahwa hancurnya bis yang digunakan oleh rombongan kami dilakukan oleh anggota the Jakmania sendiri. Selain itu Kapolda Jabar juga mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dan luka-luka dari pihak Jakmania.
Faktanya? Media sudah bisa melihat siapa yang menghancurkan 14 bis yang kami sewa. Puluhan anggota the Jakmania mengalami luka-luka dan satu orang anggota kami dari daerah Pondok Gede mengalami luka tembak dan harus menjalani perawatan di RS Katamso, Cikarang. Kami menduga ada informasi yang salah diterima Kapolda Jabar. Dan sangat disayangkan, reputasi seorang Kapolda Jabar yang memiliki track record sebagai anggota kepolisian cukup baik mendapatkan informasi yang belum akurat, tapi sudah terburu_buru mengeluarkan pernyataan.
"Ketidaknetralan" anggota kepolisian kami dapatkan ketika anggota Polri yang katanya mengawal dan menjaga keamanan, memposisikan diri sebagai fans suporter Persib. Pasalnya saat memblokade rombongan the Jakmania, beberapa anggota kepolisian berteriak-teriak, "kami viking...kami viking". Bahkan di media sosial twitter, beredar satu akun dengan avatar (foto) anggota kepolisian yang memaki dengan menyebut the Jakmania salah satu jenis binatang.
Kami juga ingin mengklarifikasi, tidak ada penjarahan yang dilakukan oleh anggota the Jakmania. Karena di lapangan yang terjadi, teman-teman yang kehausan dan lapar masuk ke salah satu mini market, dan saat akan melakukan transaksi, terdengar suara tembakan dengan diiringi serangan oleh aparat kepolisian. Itu yang membuat anggota the Jakmania lari berhamburan.
Selain itu, kami juga ingin menjelaskan, bahwa keberangkatan kami berlandaskan dari islah dan penandatangan kesepakatan di Polres Bogor. Saat itu the Jakmania, Viking, Pengurus Persib dan Persija dengan disaksikan pihak Polda Metro Jaya dan Jabar bahwa proses islah akan diikusi dengan datangnya the Jakmania ke Bandung, menyaksikan pertandingan secara langsung di Stadion Jalak Harupat.
Terkait izin kedatangan, semua instansi sudah kami tanyakan dan berikan informasi seara lisan dan tertulis. Di antaranya Polda Metro, Polda Jabar dan PT Liga. Sampai menjelang keberangkatan, tak ada satu suratpun yang kami terima dan menuliskan pelarangan serta penolakan kedatangan the Jakmania ke Bandung. Itulah yang membuat kami memutuskan berangkat ke Bandung dengan mengenakan iuran per anggotanya Rp. 150 ribu.
Dari rentetan kejadian tersebut, kami mengalami kerugian yang sangat besar. Harus mengganti kaca-kaca bis yang pecah, mengobati teman-teman yang mengalami luka dan mungkin yang akan terus diingat, janji Islah yang harus kami terima dengan bercucuran darah.
Terakhir dari kami, semoga sepakbola kita semakin maju dan tak ada lagi korban seperti kami.
the Jak ... mania
Wassalam 
Riko - Richard.
(dikutip dari Konfrensi Pers di Kantor Persija, Jumat 9 Mei 2014 pukul 20.00)


Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar